PENANAMAN KESADARAN HUKUM SEJAK USIA DINI

            SMPN 2 Banyumas bekerja sama dengan Kejaksaan Negeri Banyumas menyelenggarakan kegiatan Jaksa Masuk Sekolah. Kegiatan ini diselenggarakan pada hari Kamis 17 November 2022, pukul 08.00 WIB bertempat di Aula SMPN 2 Banyumas. Dengan audient sebanyak 150 siswa.

Semenjak pagi hari Aula SMPN 2 Banyumas dipersiapkan untuk menyambut kehadiran tamu undangan dari Kejaksaan Negeri Banyumas yang berjumlah 3 orang. Petugas Kejaksaan Negeri Banyumas sengaja akan berkunjung ke SMP Negeri 2 Banyumas dalam rangka melaksanakan kegiatan Jaksa Masuk Sekolah (JMS). Kepala SMP Negeri 2 Banyumas menyambut baik kegiatan JMS ini. Menurutnya, “Para siswa wajib tahu hukum, sehingga dalam diri para siswa akan tertanam kesadaran hukum sejak dini. Dengan begitu, para siswa menjadi generasi penerus yang memiliki karakter sadar hukum”. “Meskipun belum menjangkau seluruh siswa yang berjumlah 568 siswa, baru satu per tiganya saja yang mendapatkan sosialisasi kesadaran hukum, namun hal ini semoga dapat mengerem (mengurangi) kenakalan siswa khususnya dan kenakalan remaja pada umumnya” tegasnya.

Program Jaksa Masuk Sekolah merupakan upaya inovasi dan komitmen Kejaksaan RI dalam meningkatkan kesadaran hukum kepada warga negara khususnya masyarakat yang statusnya sebagai pelajar. Program Jaksa Masuk Sekolah (JMS) ditujukan untuk siswa SD, SMP hingga SMA untuk memperkaya pengetahuan siswa terhadap hukum dan perundang-undangan serta menciptakan generasi penerus taat hukum untuk tujuan Kenali Hukum Jauhkan Hukuman. Melalui kegiatan ini merupakan kesempatan emas bagi Kejaksaan RI untuk menyampaikan penyuluhan (sosialisasi) berkisar tentang hukum dengan maraknya kekerasan/kenakalan remaja yang terjadi di Indonesia.

Materi sosialisasi yang disampaikan pada kegiatan JMS di SMP Negeri 2 Banyumas tentang kenakalan remaja dan bullying. Kenakalan remaja (juvenile delinquency) adalah suatu perbuatan yang melanggar norma, aturan, atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada usia remaja atau transisi masa anak-anak ke dewasa. “Jenis kenakalan remaja sangat beragam”, kata pembicara dari Kejaksaan Negeri Banyumas. “Kenakalan, kejahatan yang dilakukan anak berhadapan hukum dan ditangani dengan sistem peradilan anak. Perilaku kriminal, kejahatan yang ditangani oleh peradilan pidana. Pelanggaran status, pelanggaran yang termasuk pelanggaran ringan. Contoh: bolos sekolah”, lanjutnya.

Bullying merupakan perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh seseorang/sekelompok siswa yang memiliki kekuasaan, terhadap siswa/siswi lain yang lebih lemah, dengan tujuan menyakiti orang tersebut. Bullying dapat berupa bullying verbal yaitu menggunakan kata-kata atau pernyataan yang ditujukan untuk menghina/merendahkan orang lain. Bullying dapat juga berupa bullying fisik, yaitu perbuatan bullying yang dilakukan dengan menggunakan kekerasan (menyakiti) secara fisik.

Para siswa, sejumlah 150 orang, mengikuti kegiatan ini sangat antusias karena penyampaian materi menggunakan cara yang menarik. Para peserta sangat enjoy mendengarkan penjelasan. Mereka pun tidak takut untuk bertanya perihal kenakan remaja kepada pembicara. Oleh kerana itu, para siswa merasa nyaman dan semangat.